Juli 23, 2010

nantikan, mirip video artis

Media adalah perusahaan. Dalam kondisi sekarang, media tidak lagi dipandang sebagai lembaga yang berdiri atas kebutuhan informasi khalayak. Sebaliknya, media adalah mesin produksi yang ditujukan untuk peraihan kepentingan ekonomi dan politik, sehingga para awak media pun sibuk “menyutradarai” konstruksi-konstruksi realitas yang akan disajikan layar kaca.


Dalam suasana itulah kasus video porno yang diduga dimainkan Ariel “Peterpan”, Luna Maya, dan Cut Tari, menyeruak di antara tema-tema lain. Media telah tergoda untuk mempertaruhkan objektivitas dan kearifannya demi rating dan share. Dan dalam konteks itulah, buku Video Mirip Artis menjumpai Anda.


Buku Mirip Video Artis bukan sekadar memberondong kekeliruan-kekeliruan media televisi dalam memilih tema dan mengemas isu tersebut yang laksana program infotainment. Tapi, buku ini pun mengilasbalik “kesakralan”: tradisi komunikasi, dengan metafora media dan agenda setting-nya; etika komunikasi dan kearifan media; teknik peliputan dan produksi berita televisi; hingga analisis isi media.


Poin akhir buku Mirip Video Artis adalah kearifan media untuk memperlihatkan kembali jati dirinya dan kecerdasan khalayak untuk menyikapi pesan media. Bila media dinilai tidak lagi objektif, lantas bagaimana dengan program infotainment?


Saatnya untuk menyelami halaman demi halaman buku ini sambil bersiap-siap untuk menyikapi persoalan-persoalan pertelevisian di Tanah air secara bijak. Tunggu kehadirannya.[]