Oktober 11, 2009

mari bermain-main dengan kata-kata

''Kita hampir tak pernah melihat kenyataan ,yang kita lihat itu pantulannya, dalam bentuk perkataan dan pemikiran,yang lalu terus kita anggap sebagai kenyataan. Dunia dimana kita hidup itu sebagian besar bangunan pikiran .Orang itu yang dimakan kata-kata,hidup dari kata-kata ,akan hancur tanpa itu semua!'' (Sejenak Bijak, Anthony de Mello)

Butuh waktu lama untuk mengerti dan meyakini tulisan tersebut,sampai akhirnya tercerahkan oleh tulisan "wartawan ecek-ecek". Begitu banyak kejadian yang kemudian menjadi polemik berkepanjangan gara-gara kata-kata yang terucap. Sudut pandang dan latar belakang keilmuan,sangat berpengaruh terhadap pemahaman-pemahaman baru tentang kejadian yang terjadi.

Di jaman media televisi, surat kabar dan internet yang semakin bebas dan terbuka, yang diperlukan adalah kearifan diri memaknainya. Kata-kata yang begitu melimpah di media-media tersebut bisa menjadi bumerang bagi kita, kalau kita percaya begitu saja pada "kenyataan" yang tertulis di dalamnya. Seperti kejadian longsor dan banjir yang melanda daerah Tawangmangu dan Solo, beberapa tahun lalu. Sebuah media lokal menulis di headlinenya "SOLO AKAN TENGGELAM" , tetapi kenyataan bahwa tidak semua Kota Solo sendiri tidak banjir besar.

Bermain dengan kata-kata memang mengasyikan! Contohnya R&D (Research and Development), ada yang secara "nakal" mengartikan Rust and Dust ( berkarat dan berdebu ) atau lebih "sadis lagi" Real Dumb (pandir betul). Balitbang bisa juga diartikan Badan yang sulit berkembang. Tapi juga jangan mengartikan Litbang sebagai red asshole ( kalau orang jawa pasti tahu artinya litbang yg saya maksud.)

Jadi, kearifan diri lah yang akan membuat kata kata menjadi "senjata makan tuan" atau "senjata mematikan".[Esemge]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar