Oktober 14, 2009

tayangan tv munas golkar

Jika tvone dan metrotv berlomba menonjolkan kebaikan para pemilik masing-masing dan saling menjelekan yang lain, dalam rangka pemilihan ketua golkar, sebenarnya bisa dimaklumi. Toh, dengan begitu para pemilih bisa memperoleh gambaran lengkap plus/minus kedua orang tersebut (walaupun saya tidak yakin, apakah para peserta munas sempat menonton televisi). Para pemilih juga yang diuntungkan, bukan?

Namun jika tv-tv tersebut mempersempit arti munas golkar hanya sebagai ajang pergantian ketua partai, ini yang tidak bisa dimaklumi. Mungkin orang golkar memang berpikiran sama dengan tv-tv tersebut. Mungkin ada pendapat, dengan begitu golkar akan segera mati, dan banyak pihak yang akan mensyukurinya. Tapi, televisi ditonton oleh jutaan masyarakat Indonesia, dan ini akan menjadi pengajaran yang buruk bagi masyarakat.

Setelah dibombardir berhari-hari dengan tayangan munas golkar yang temanya melulu tentang pemilihan umum, dipuncaki dengan tayangan sidang pemilihan ketua umum semalam. Ketika para akademisi dan pengamat politik yang diundang ke kedua tv tersebut beberapa hari yang lalu ngotot bahwa revitalisasi ideologi, visi dan misi partai jauh lebih penting daripada sekedar pemilihan ketua umum (para akademisi tadi diundang dalam konteks 'dukungan' mereka kepada masing-masing pemilik TV), para reporter tv menegasikan statement para akademisi dan pengamat politik tersebut.

Reporter tvone menyebut sidang pemilihan ketua umum semalam sebagai 'titik kritis dan menentukan bagi golkar', sementara reporter metrotv mengistilahkan dengan 'sidang terpenting dalam munas golkar kali ini'.

Alih-alih mengajarkan masyarakat untuk berjuang lewat partai, televisi tersebut mengajarkan bahwa yang terpenting dari partai adalah merebut kekuasaan dan menjadi pejabat partai.

Dan serial ini diakhiri dengan sebuah kelucuan. Dari pagi, saya belum melihat satu pun tayangan tentang munas golkar di metro tv. Mungkin saya terlewat?.[botchan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar